Kita semua tentunya masih ingat, kompetisi politik sebelum pilpres berlangsung, sampai di bawa ke MK. Tidak hanya sampai di situ, kemarin hari kamis, 25-9-2014 kita di suguhi lagi dengan kompetisi yang sama. Akan tetapi kompetisi itu bertaraf kekuasaan regional, yaitu pembahasan tentang RUU Pilkada.
Walaupun kalau dalam sepak bola biasa di beritakan merupakan kompetisi kelas II (dua), tapi tetap menarik perhatian kita, karena itu merupakan demokrasi negara kita, akan di apakan dan akan di bawa kemana?
Setelah melihat hasilnya di malam hari ternyata di menagkan oleh kubu Koalisi Merah Putih (KMP), menurut penulis itu adalah merupakan kemenangan pertama setelah tiga kali berseteru. Kami di sini bukan membahas perseteruan tersebut, karena kompetisi antara dua koalisi tersebut akan berlangsung hingga 5 (lima) tahun kedepan. Jalan cerita dari sidang paripurna RUU Pilkada bisa di baca di
jalan cerita RUU Pilkada
Aksi Walk Out Partai Demokrat yang membuat penafsiran dan kabar politik menjari menarik untuk di bicarakan. Ini lah penafsiran Aksi walk out oleh FDP yang saya ambil dari
beritasatu.com
Aksi
walk out (WO) Fraksi Partai Demokrat (FPD) pada sidang paripurna pengesahan RUU Pilkada, Kamis (25/9) mendapat sorotan dari fraksi lain.
Fraksi PDI Perjuangan secara tegas menilai aksi walk out (WO) FPD sebagai skenario politik.
"Skenario yang cukup cantik ini untuk menampilkan 'kami' (Demokrat)
mendukung kedaulatan rakyat, tapi sebenarnya hatinya ada di seberang
sana, mohon maaf," kata anggota FPDIP, Yasona Laoli dalam sidang
paripurna, Jumat (26/9) dini hari.
Pilihan FPD, katanya, permainkan kepercayaan masyarakat. Sikap ngotot
agar 10 syarat Pilkada langsung diakomodir hanya aksi politik untuk
mendapat simpati masyarakat
. Ia menduga skenario opsi 3 hanya rekayasa politik untuk kepentingan pencitraan.
Meski begitu, FPD tidak bulat. Tidak semua anggota Demokrat yang berdiri dan setuju walkout. Ada beberapa yang masih bertahan.
Mereka adalah
Gede Pasek Suardika, Ignatius Mulyono, Hayono Isman, dan Eddi Sadili.
Mereka yang duduk berdekatan tetap tenang di kursi saat rekannya satu fraksi pergi keluar dari ruang rapat paripurna.